Agen Poker Terbesar
Sejak kecil saya memang gak biasa ke dapur. Saat melihat ibu saya memasak, saya gak pernah tertarik untuk ikut nimbrung. Meski demikian saya gak pernah menolak makanan yang dimasak oleh ibu saya, karena saya tahu dia membuatnya dengan pengorbanan. Ibu saya masak setiap hari, masak apa pun bisa dan enak pula masakannya. Eh setelah saya dewasa ibu saya baru ngaku kalo dia sebenarnya gak suka masak lho! Jadi bisa dibanyangin ternyata selama ini ibu saya gak bahagia… Ibu saya masak karena dia terpenjara oleh anggapan bahwa masak adalah kewajiban istri.Sama seperti bekerja di kantor, misalnya Anda bekerja di bagian keuangan. Sebenarnya Anda benci akuntansi tapi Anda bisa melakukan tugas Anda dengan baik. Meski demikian Anda tidak bahagia, yang Anda pikirkan cuma kapan saya pensiun atau kapan saya resign dari pekerjaan ini??
Banyak orang lupa kalau manusia dilahirkan dengan bakat, kemampuan, dan minat yang berbeda-beda. Ingat ya, gak semua wanita tertarik pada bidang masak-memasak. Begitu juga dengan lelaki. Nggak semua lelaki suka bola, gak semua lelaki suka otomotif, gak semua lelaki bisa membetulkan alat-alat elektronik, membetulkan keran air, naik ke atas rumah benerin genteng, bahkan gak semua lelaki bisa mengecat tembok! Memasak itu minat yang ditunjang oleh bakat juga, sama seperti menyanyi, menari, berakting, melukis, mendesain, atau menulis. Jadi wajar aja kalo ada wanita gak suka masak!
Kalau wanita hamil dan melahirkan, ya memang sudah diciptakan “dari sananya” oleh Tuhan. Nggak ada lelaki yang bisa hamil. Nah, kalau memasak itu bisa dilakukan oleh wanita maupun lelaki. Jadi memasak itu bukan kodrat wanita. Memasak adalah sebuah pekerjaan yang sama dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti berjualan, menyupir, mencuci, membetulkan mobil, dan lain sebagainya.
Agen Domino Terbesar
Oh ya, saya pernah baca, katanya dalam agama Islam sebenarnya memasak itu bukan kewajiban istri lho, karena suami itu harus memberi nafkah istri dalam bentuk yang sudah jadi. Kalau memberi uang ya uang hasil kerja suami bukan hasil ngutang. Kalau memberi makanan ya makanan yang sudah siap santap bukan cuma ngasih bahan-bahan doang lalu nyuruh istrinya masak! Tapi saya di sini gak mau bicara dari sisi agama. Saya cuma bicara dari sisi bakat dan minat.Dulu, saat suami memutuskan melamar saya, artinya dia sudah tahu saya luar dalam; apa yang saya suka dan apa yang saya gak suka. Jadi saat menjalani pernikahan nggak ada lagi tuntutan egois ini itu di antara kami. Suami saya gak pernah meminta saya memasak. Menurut suami saya, dia gak suka kebohongan hanya untuk menyenangkan dia. Dia bilang ke saya kalo gak suka masak ya jangan masak daripada stress dan gak bahagia. Bagi suami saya yang terpenting itu tahu apa yang kita mau dan melakukan apa yang kita sukai, itu namanya menikmati hidup. Saling menghargai pasangan dan gak memaksakan kehendak, itu inti pernikahan.
Tanpa memasak rutin pun rumah tangga kami baik-baik saja, dibawa fun aja! Kalo pun saya masak ya itu iseng-iseng saja, paling banyak seminggu tiga kali, tapi bukan karena saya merasa itu adalah kewajiban. Kalau saya masak biasanya suami bantu mencuci peralatan masak dan peralatan makannya. Dia bilang saya sudah capek (berusaha) masak jadi dia juga harus bantu saya. Aaaahhh… Jadi makin cinta ama suami saya nih… Oh ya, kami juga kadang masak bareng, meski hasilnya kadang jauh dari harapan hahahaa…
Jangan dikira saya gak suka masak lalu jadi kekurangan gizi karena selalu makan makanan luar yang gak jelas bahan-bahannya. Kalau kami beli makanan di luar, kami pilih-pilih yang bersih dan memakai bahan-bahan yang baik. Sebisa mungkin kami membeli makanan organik. Kami pun gak makan makanan instant! Saya juga sering membeli makanan yang dijual teman-teman saya, jadi bagus doang saya ikut melariskan dagangan mereka.
Kalau ada suami yang bilang istri harus pinter masak, mungkin dia tipe lelaki yang suka dilayani. Gak betah di rumah karena istri gak bisa masak?? Itu sih alasan aja pengen gentayangan di luar! Kalau ada yang mengatakan memasak adalah ungkapan kasih sayang, bagi saya sih gak tepat. Mengungkapkan kasih sayang bisa dilakukan dengan banyak cara. Kan ada tuh ungkapan yang bilang “cinta itu datang dari perut”. Menurut saya sih lebih tepat KENTUT yang datang dari perut!
Kalau pengen istrinya masak terus ya carilah istri yang hobby masak atau chef kalo bisa. Kalau gak mau punya istri yang gak bisa masak ya jangan menikah ama yang gak bisa masak. Simple, toh??
Wanita yang suka masak atau pinter masak itu bagus, tapi kalau ada wanita gak suka masak ya jangan dihujat! Hargailah bakat dan minat masing-masing orang. Saya sih percaya diri punya kemampuan lain yang (mungkin) gak dimiliki oleh wanita-wanita yang pintar memasak.
0 komentar:
Posting Komentar